Sabtu, 09 Juni 2012

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
System Development Life Cycle ERP



Pengertian SDLC (system development life cycle)
System Development Life Cycle adalah metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisis dan desain. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam SDLC, dijabarkan menjadi 7 langkah (aktifitas utama): Planning, Analysis, Design, Development, Testing, Implementation dan Maintenance. Karena langkah-langkah ini bersifat urut (skuensial) dengan maksud, langkah ke 4 hanya bisa dilakukan jika langkah ke 3 sudah dilakukan, maka gambar urutan mirip seperti ‘Air Terjun’, sehingga beberapa buku menyebutnya juga sebagai ‘Waterfall Methodology‘.
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah ketujuh. Secara literatur, banyak sekali aktifitas yang terjadi pada setiap langkah pada SDLC. Contohnya: menentukan budget, mengumpulkan kebutuhan bisnis, desain model, menulis detail dan dokumentasi, manajemen proyek, dan sebagainya. Semua aktifitas yang muncul sudah tentu bergantung pada kasus pengembangan yang akan dilakukan.




Sebagai contoh kecil, beberapa aktifitas terkait dengan langkah-langkah SDLC diuraikan pada tabel berikut:
Tujuan utama dari adanya pendekatan SDLC adalah menjaga bahwa proyek pengembangan selalu terkendali. Selain itu, pendekatan ini menjamin bahwa sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan kebutuhan.
Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.           

1.      Fase Perencanaan (planning phase), beberapa hal yang sangat penting di dalam-nya adalah sebagai berikut:
·         Mendefinisikan System yang Akan dikembangkan.
Aktifitas disini, dimulai dengan mendifinisikan atau menentukan sistem apa yang dibutuhkan untuk mendukung strategi perusahaan. Pada aktifitas ini, pencetus ide (secara umum adalah manajer) harus mempunyai alasan mengapa sistem ini harus dibuat. Apa saja permasalahan yang terjadi selama ini, sehingga perlunya sistem yang lebih baik. Manajer harus menjelaskan/sosialisasi/koordinasi dengan para staff-nya tentang hal ini. Dengan penjelasan yang sempurna, maka seluruh staff akan terlibat dalam proses pengembangan dan itu merupakan faktor terpenting suksesnya sebuah pengembanga sistem.
·         Menentukan Batasan Proyek (set the project scope).
Untuk menjamin fokus pekerjaan, disini kita harus menentukan batasan perkerjaan atau pengembangan. Pernah punya pengalaman membangun rumah? saya punya banyak cerita pengalaman dari teman-teman, bahwa membangun rumah sangat memerlukan batasan proyek. Kebanyakan dari mereka, pengembangan akhirnya merembet pada hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya.
·         Membuat Perencanaan Proyek (develop the project plan).
Salah satu produk hasil dari fase perencanaan adalah Daftar Aktifitas yang akan dilakukan, sampai proyek pengembangan ini selesai. Daftar aktifitas ini biasa disebut dengan project plan, dan ini menjelaskan juga tentang what-when-who pada detail aktifitas tersebut.

2.       Fase Desain dalam SDLC adalah untuk membangun sebuah blueprint teknis dari bagaimana sistem yang telah direncanakan akan bekerja. Selama fase analisis, end-user dan orang IT bekerja sama untuk membangun kebutuhan bisnis dari sudut pandang logika. karena itulah, selama analisis tidak boleh memasukkan unsur teknologi dalam sistem. Setelah fase analisis, aktifitas selanjutnya adalah fase disain. Dalam fase ini, seluruh tim mulai mempertimbangkan dari sudut pandang fisik. Persyaratan bisnis yang sudah didiskusikan selama tahap analisis sebelumnya, sekarang dibentuk dan didisain bagaimana itu bisa dilakukan jika menggunakan teknologi. Berikut adalah aktifitas utama pada fase ini:
·         Men-desain arsitektur teknis: arsitektur teknis, dalam hal ini termasuk mendefinisikan hardware, software, dan peralatan telekomunikasi yang digunakan untuk menjalankan sistem. Sistem informasi manajemen didisain pada jaringan komputer dimana setiap karyawan memiliki workstation dan software aplikasi yang berjalan untuk mengakses server database. Telekomunikasi untuk mengkoneksikan peralatan komputer bisa saja mencakup akses ke intranet, ekstranet atau Internet.
·         Men-disain sistem model: Hal lain yang juga pekerjaan besar adalah pemodelan. Pemodelan disini adalah kegiatan menggambar untuk merepresentasikan desain lebih ditail secara grafis. Kegiatan ini memodelkan segala sesuatu yang dibutuhkan termasuk aplikasi, form, laporan, dan database.
Tahap desain adalah merencanakan solusi masalah ditentukan oleh dokumen persyaratan. Fase ini berisi faktor-faktor yang sangat penting yang nantinya mempengaruhi kualitas perangkat lunak, dan memiliki dampak yang besar pada tahap selanjutnya, khususnya pengujian dan pemeliharaan. Output dari fase ini adalah dokumen desain. Dokumen ini mirip dengan cetak biru atau rencana untuk solusi, dan digunakan kemudian selama implementasi, pengujian dan pemeliharaan.

3.      Fase Implementasi
·         pada tahapan ini dilakukan beberapa hal yaitu:
ü  Coding
ü  Testing
ü   Insalasi
Output dari tahapan ini adalah : source code, prosedur

4.      Fase Maintanance
Langkah terakhir dari SDLC dimana pada tahapan ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil dari tahapan ini adalah Versi baru dari software yang telah dibuat.

Kelemahan dari SDLC :
o Terlalu mahal (biaya dan waktu) ketika terjadi perubahan ketika sistem sudah dikembangkan
o SDLC merupakan metode dengan pendekatan terstruktur yang mensyaratkan mengikuti semua langkah yang ada
o Biaya maintenace cukup besar


Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar